C . Over Haul Rem Depan dan Rem Belakang pada " KIA Sedona "
1 . Landasan Teori
a. Uraian
Definisi dan Fungsi Rem
Dewasa ini menurut ahli otomotif, rem merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan kendaraan dan juga dapat berhenti di tempat manapun dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
Rem adalah salah satu bagian penting pada sebuah kendaraan. Rem terpasang pada masing - masing roda dan adapun fungsi dari rem adalah sebagai berikut:
Mengurangi kecepatan(memperlambat)dan menghentikan kendaraan.
Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun.
Sebagai alat keselamatan.
Menjamin pengendaraan yang aman
Pada kendaraan " KIA Sedona ", rem depan menggunakan rem piringan tipe Full Floating tipe FS yang terdiri dari satu piston, piringan ( disc), caliper tipe floating, dan pad caliper terpasang pada steering knuckle menggunakan dua buah baut, sleeves, dan 2 bantalan baut. Tenaga pengereman diperoleh dari pad yang menekan piringan yang berputar bersama roda sehingga terjadi gesekan.
Sedangkan pada rem belakang, kendaraan " KIA Sedona " menggunakan rem tromol dengan tipe leading trailing dengan penyetel otomatis. Sistem rem terdiri dari silinder roda, sepatu rem, kanvas rem, dan tormol. Penyetel otomatis terletak tepat di bawah silinder roda. Tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan bagian tromol yang berputar bersama roda sehingga terjadilah gesekan antara tromol dengan sepatu rem dan gesekan ini akan mengurangi putaran tromol.
Prinsip kerja rem berdasarkan hokum Pascal, kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan ( tidak dihubungkan ) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetic ( energi gerak )untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetic kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanyasistem gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek pengereman (Braking Effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua aspek.
Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya.
Rem hidrolis
Rem Kaki
Rem Pneumatik
Rem Rem Parkir Rem Mekanik Rem roda belakang
Rem Tambahan Exhaust Brake
Untuk selanjutnya yang akan di bahas lebih rinci adalah rem kaki (foot brake ) tipe hidrolis. Rem Hidrolis lebih respon dan lebih cepat disbanding dengan tipe lainnya, dan juga konstruksinya lebih sederhana. Rem hidrolis juga mempunyai konstruksi yang handal dan khusus (superior design flexibility ). Dengan adanya keunutngan tersebut, rem hidrolis banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk ringan.
Master Silinder
Mekanisme Kerja Boster Rem
Katup Proportional
Sistem rem Rem Tromol
Mekanisme Rem
Rem Piringan
Macam dan Jenis rem
Jenis rem dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain sebagai berikut:
Rem tromol
(1) Tipe leading trailing
(2) Tipe two leading
(3) Tipe Uni Servo
(4) Tipe duo servo
Rem Piringan
(1) Tipe semi floating
(b). Tipe FS
(2) Tipe full floating
(a) Tipe F
(b) Tipe FS
(c) Tipe AD
(d) Tipe DD
Rem Parkir
(1) Tipe rem roda belakang
(2) Tipe Center Brake
Exhaust Brake
Untuk selanjutnya, akan dibahas lebih rinci mengenai rem cakram tipr full floating tipe FS dan rem tromol tipe leading trailing.
Komponen – komponen rem beserta fungsinya.
Mekanisme Kerja
(1) Booster Rem
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Booster rem (Brake Booster) melipat gandakan daya penekanan pedal,sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Boster rem mempunyai diaphragm (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. (Gbr.3.1.1.)
Boster rem dibagi menjadi ruang bagian depan (ruang tekan tetap)dan ruang bagian belakang (ruang tekan variable), dan masing – masing ruang dibatasi dengan membrane dan piston boster. Boster rem terutama terdiri dari rumah boster (booster body), piston boster,membrane (diaphragm), reaction mechanisme, mekanisme katup pengontrolan (control valve mechanisme)
(2) Master Silinder
Master Silinder (Master cylinder ) mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolis.Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder yang membangkitkan tekanan hidrolis.
Pada master silinder tandem, system hidrolisnya dipisahkan menjadi dua masing - masing nutuk roda-roda depan dan roda - roda belakang. Dengan demikianbila salah satu system tidak bekerja maka system lainnya akan tetap berfungsi dengan baik. (Gbr.3.1.2.)
(3) Katup Proportional
Katup proportional (katup pengimbang) atau biasa disingkat Katup P adalah suatu komponen yang bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolis pada silinder roda belakang dengan demikian daya pengereman ( daya cengkram ) pada roda belakang akan berkurang. (Gbr.3.1.3.)
Mekanisme Rem
(1) Caliper
Pada kendaraan "KIA Sedona", caliper yang digunakan adalah tipe full floating tipe FS di mana caliper dipasang dengan 2 pin (main pin dan sub pin ) pada torque plate yang dibautkan pada caliper itu sendiri.
Bagian yang meluncur (sliding section) pada caliper (man pin dan sub pin)disembunyikan seluruhnya.Hal ini merupakan design yang dapat menambah kehandalan tipe ini. (Gbr.3.1.4.)
(2) Pad Rem
Pad (Disc Pad) biasanya dibuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi. Tipe ini disebut dengan "Semi Metallic Disc Pad". Pada pad diberi garis celah untuk menunjukan tebal pad (batas yang diijinkan). Dengan demikian dapat mempermudah pengecekan keausan pad. Pada beberapa pad,penggunaan metallic fiber (anti squel shim) dipasangkan pada sisi piston dan pad untuk mencegah bunyi pada saat dilakukan pengereman. (Gbr.3.1.5.)
(3) Piringan (Disc)
Pada umumnya,cakram (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid) dan berlubang – lubang untuk ventilasi. Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik. Kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau tahan lama. (Gbr.3.1.6.)
(4) Backing Plate
Backing plate dibuat dari baja pres yang dibaut pada axle housing dan axle carrier bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate. (Gbr.3.1.7.)
(5) Silinder Roda (Wheel Cylinder)
Sinder roda terdiri dari beberapa komponen seperti yang terlihat pada gambar. Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada system yang menggunakan dua buah piston untuk menggerakkan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk satu roda. Sedangkan yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakan hanya satu sepatu rem.
Bila timbul tekanan pada master silinder maka akan menggerakan piston cup. Piston akan menekan kearah sepatu rem,kemudian bersama - sama akan menekan tromol rem. Bleeder plug disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara dari system rem. (Gbr.3.1.8.)
(6) Sepatu rem dan Kanvas Rem
Sepatu rem dan kanvas rem berbentuk setengah lingkaran. Kanvas rem di pasang dengan jalan dikeling (pada kendaraan besar) dan dilem (pada kendaraan kecil). Kanvas rem harus dapat menahan panas, dan harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Koefisien tersebut sedapat mungkin tidak terpengaruh oleh naik turunnya temperature dan kelembaban yang silih berganti.
Umumnya kanvas rem terbuat dair campuran fiber merallic, brass, lead, plastic, dan diproses dengan ketinggian panas tertentu. Kanvas rem adalah bagian yang bergesekan dengan tromol,bagian ini lama kelamaan akan tipis apabila bergesekan terus –menerus. (Gbr.3.1.9.)
(7) Tromol
Tromol rem merupakan bagian rem yang ikut berputar bersama roda dan biasanya terbuat dari besi tuang. Tromol rem ini letaknya dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan berputar dengan roda. Ketika kanvas rem menekan bagian dalam tromol, maka terjadi gesekan dan gesekan tersebut dapat mengakibatkan suhu meningkat mencapai 200 sampai 300 derajat C. (Gbr.3.1.10.)
Cara Kerja Rem
Cara Kerja rem cakram.
Pada rem cakram, daya pengereman diperoleh dari adanya gesekan antara disc pad dengan cakram (disc). Pada saat pedal rem diinjak, push rod akan menekan piston pada boster rem sehingga kekuatan penekanan diperkuat oleh boster rem. Push rod akan menekan piston di dalam master silinder. Di dalam master silinder piston akan menekan fluida yang ada di dalam master silinder sehingga akan terjadi perubahan tenaga dari tenaga gerak (mekanik) menjadi tenaga hidrolik. Tekanan hidrolik ini akan diteruskan ke masing-masing roda depan dan roda belakang. Pada roda depan yang menggunakan rem cakram (disc brake) tenaga hidrolis tersebut akan diteruskan ke kaliper, di sini terjadi perubahan energi dari energi hidrolis kembali menjadi energi gerak(mekanis). Di dalam kaliper, fluida akan mendorong piston dan piston akan mendorong pad rem sehingga pad rem akan menekan disc (piringan). Di samping itu, fluida juga akan mendorong dinding kaliper. Hal ini mengakibatkan kaliper bergeser karena kaliper ditumpu oleh pin yang memungkinkan kaliper untuk bergerak. Body kaliper akan bergerak menjauhi piringan (disc) sehingga pad yang ditahan oleh kaliper akan ikut bergeser dan menekan disc (piringan) sehingga terjadi gesekan yang mengakibatkan pengereman. Selain terjadi gesekan juga terjadi panas yang cukup tinggi akibat gesekan.
Cara Kerja rem tromol .
Pada rem cakram, daya pengereman diperoleh dari adanya gesekan antara disc pad dengan cakram (disc). Pada saat pedal rem diinjak, push rod akan menekan piston pada boster rem sehingga kekuatan penekanan diperkuat oleh boster rem. Push rod akan menekan piston di dalam master silinder. Di dalam master silinder piston akan menekan fluida yang ada di dalam master silinder sehingga akan terjadi perubahan tenaga dari tenaga gerak (mekanik) menjadi tenaga hidrolik. Tekanan hidrolik ini akan diteruskan ke pipa-pipa yang nantinya akan diteruskan ke masina-masing roda depan dan roda belakang.Pada roda belakang, tenaga hidrolis akan masuk ke dalam masing - masing silinder roda. Pada silinder roda terjadi perubahan energi dati energi hidrolis menjadi energi gerak (mekanis). Di dalam silinder roda fluida akan mendorong piston cup dan selanjutnya piston akan mendorong sepatu rem dan kanvas rem. Kemudian kanvas rem akan terdorong dan bergesekan dengan tromol sehingga terjadi gesekan yang menyebabkan pengereman. Selain terjadi gesekan,juga akan terjadi panas yang cukup tinggi akibat adanya gesekan.
Pada " KIA Sedona ", rem tromol menggunakan tipe leading trailing sehingga pada saat kendaraan maju dan dilakukan pengereman maka salah satu sepatu rem menjadi leading dan sepatu rem satunya menjadi trailing. Sebaliknya, jika kendaraan berjalan mundur maka sepatu rem yang semula leading menjadi trailing dan yang semula trailing menjadi leading. Pada saat pedal rem dilepas maka kanvas akan kembali ke posisi semula karena adanya pegas pembalik pada sepatu rem.
b. Gejala Kerusakan.
Pada system rem banyak gejala – gejala kerusakan yang berbeda –beda pada jenis kendaraan yang berbeda pula. Apabila tidak segera diperbaiki maka akibatnya bisa fatal saat kendaraan berjalan. Dengan hal demikian maka segeralah melakukan pengecekan terhadap system apabila dirasakan ada gejala-gejala yang tidak normal pada saat pengereman dilakukan. Masalah-masalah yang sering timbul pada system rem diantaranya adalah:
Pedal rem rendah atau lemah.
Rem macet.
Rem menarik ke salah satu arah.
Pedal berat tapi pengereman kurang.
Timbul suara menggerit atau ketukan bila direm
Timbul suara gesekan bila direm.
Timbul suara derit bila direm.
Timbul suara derit walaupun tidak direm.
Timbul suara ketukan atau gemerincing.
Pengereman lemah.
Pedal rem tidak bisa kembali.
Langkah pedal rem terlalu dalam.
Roda kemudi menarik satu arah.
Rem belakang tidak bias bebas.
c. Diagnosa dan Analisa
Diagnosa dan analisa dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan sekaligus untuk menentukan langkah apa yang kaan ditempuh atau harus dilakukan sebagai langkah perbaikan. Berikut ini adalah diagnosa dan analisa penyebab kerusakan pada system rem, baik cakram maupun tromol:
1) Pedal rem rendah atau lemah.
Pelapis rem aus
Pad rem aus
Kebocoran system rem
Master silinder rusak
Ada udara di dalam system rem
Silinder roda rusak
Silinder rem rusak
Perapat piston aus atau rusak
Penyetel otomatis rem belakang rusak
2) Rem macet
Rem parkir salah penyetelan
Kabel rem parkir macet
Batang pendorong boster salah penyetelan
Tegangan pegas pembalik lemah
Saluran rem tersumbat
Pelapis rem retak atau menggeliat
Pad rem retak atau menggeliat
Silinder roda atau piston kaliper macet
Penyetel patah
Master silinder patah
3) Rem menarik ke salah satu arah
Tekanan Udara ban salah
Sepatu atau pad rem tercemar oli atau gemuk
Sepatu rem menggeliat, pelapis rem aus atau berkaca
Pad rem menggeliat, aus atau berkaca
Tromol atau piringan rem oleng
Pegas pembalik rusak
Silinder roda rusak
Silinder rem rusak
Piston macet di dalam silinder
Pad rem macet
4) Pedal berat tapi pengereman kurang
Sepatu atau pad rem tercemar oli atau gemuk
Sepatu rem menggeliat, pelapis rem aus, berkaca atau tromol aus.
Pad rem menggeliat, aus, atau berkaca
Piston macet di dalam silinder
Boster rem rusak
Terjadi kebocoran vacuum
Saluran rem tersumbat
5) Timbul suara menggerit atau ketukan bila direm
Sepatu rem melengket pada backing plate
Tonjolan backing plate aus
Pegas penahan sepatu rem lepas atau kendor
Baut pengikat backing plate kendor
Plat penahan pad lepas atau kendor
Baut pemasangan kendor
Bushing peluncur aus
6) Timbul suara gesekan bila direm
Sepatu atau pad rem aus
Terjadi penggesekan antara kaliper dengan roda atau rotor
Terjadi penggesekan penutup debu dengan rotor atau backing plate dengan tromol.
Komponen system rem yang lain rusak
Terjadi penggesekan ban terhadap chasis atau body
7) Timbul suara derit bila direm
Catatan :
Gesekan material rem tidak terpisahkan dari timbulnya suara atau panas dalam melepas energi. Sehingga timbulnya suara berderit adalah normal, yang sering dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, misalnya: dingin, panas , basah, salju, lumpur dan lain - lain. Timbulnya suara derit ini, bukanlah problem fungsi dan bukan menunjukkan adanya penurunan daya pengereman.
Tromol dan pelapis rem, rotor dan pad aus atau tergores
Pelepas atau pad rem kotor, tercemar atau berkaca
Kesalahan penggunaan pelapis atau pad rem
Pedal rem atau batang pendorong boster salah penyetelan
Shim anti derit lepas atau rusak
Pad rem aus
Kaliper berkarat
Pegas penahan sepatu rem rusak
Pen pegas penahan sepatu rem rusak
Tonjolan backing plate aus
8) Timbul suara derit walaupun tidak direm
Pedal rem atau batang pendorong boster rem salah penyetelan
Daya kembali boster rem atau master silinder atau silinder roda lemah
Piston berkarat atau macet
Kedudukan pad pada kaliper salah
Rotor bergesekan dengan rumah kaliper, kesalahan memasang plat
Kesalahan memasang plat penahan pad rem
Pad rem aus
Pegas penahan sepatu rem lemah
Tonjolan backing plate aus, backing plate bengkok sehingga bergesekan dengan tromol
Kesalahan pembubutan tromol, sehingga bergesekan dengan backing plate atau sepatu rem
Ada komponen yang kendor
Penyetelan tromol belakang terlalu kencang, sehingga sepatu rem berkaca.
Bantalan roda aus, rusak, atau pelumasan kurang.
9) Timbul suara ketukan atau gemerincing
Ada batu atau benda asing yang di dalam dop roda
Mur roda kendor
Pedal rem atau batang pendorong boster rem salah penyetelan
Bantalan roda aus,rusak atau kering
Pegas anti derit atau plat penahan pad rem lepas
Shim rusak
Bushing peluncur aus
Baut pemasangan kendor
Daya kembali piston kurang
Terjadi kekendoran atau benda - benda lain.
10) Pengereman lemah
Minyak rem bocor atau habis
Terdapat udara pada system
Pad atau kanvas habis
Terdapat minyak, grease, atau air pada pad atau kanvas
Pad atau kanvas mengeras atau persinggungannya tidak merata
Piston pada kaliper tidak bekerja dengan baik
Master silander atau silinder roda tidak bekerja atau bocor
Check valve tidak bekerja atau bocor
Engine vakum rendah
PCV tidak bekerja
11) Pedal rem tidak dapat kembali
Tidak ada gerak bebas pedal
Penyetelan jarak push rod tidak tepat
Minyak rem terkontaminasi
Pegas pengembali lemah
Silinder roda tidak bias kembali (piston)
Seal piston pada rem cakram rusak
Run out pada piringan cakram berlebihan
12) Langkah pedal rem terlalu dalam
Penyetelan gerak pedal tidak tepat
Pad atau kanvas rem habis
Terdapat udara pada system rem
Master silinder rusak
Minyak rem terkontaminasi
Selang vacuum bocor atau rusak
Vacum engine lemah
13) Roda kemudi menarik satu arah
Tidak bekerjanya system kemudi
Penyetelan rem tidak sama
Roda atau velg tidak balance
Tekanan ban tidak sama
Tidak bekerjanya system suspensi
14) Rem belakang tidak bisa bebas
Tidak ada gerak pada parking cable
Lemahnya pegas pengembali
Piston silinder roda tidak bekerja
Penyetel otomatis tidak berfungsi
Pegas master silinder lemah
d. Perbaikan
Pengemudi mengeluhkan adanya kerusakan pada sisrem rem di "KIA Sedona" miliknya. Gejala kerusakan yang terjadi adalah daya pegereman kurang kuat,memerlukan penekanan pedal rem berkali - kali untuk mendapatkan daya pengereman, penekanan pedal rem terlalu dalam, adanya suara gesekan saat direm, dan getaran pada pedal saat kendaraan berjalan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, penyebab daya pengereman yang kurang adalah pad habis, disc oleng (keolengan melebihi standard), system kemasukan udara, kanvas rem habis, dan seal silinder roda habis. Diperlukan penekanan pedal rem berkali - kali untuk mendapatkan daya pengereman disebabkan karena terdapat udara pada system rem. Penekanan pedal rem terlalu dalam disebabkan kesalahan dalam menyetel tinggi pedal. Adanya suara gesekan saat direm disebabkan oleh keausan pada pad. Getaran pada pedal disebabkan oleh kesalahan penyetelan free play pedal dan rem parkir yang kurang kuat disebabkan oleh kanvas rem yang habis dan penyetelan rem parkir.
Berdasarkan diagnosa dan analisa di atas, perbaikan dapat dilakukan sesuai prosedur perbaikan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
Mengganti pad rem sesuai prosedur perbaikan
Membubut ulang disc atau piringan sesuai prosedur perbaikan
Membleeding system rem sesuai prosedur kerja
Mengganti kanvas rem sesuai prosedur kerja
Membersihkan silinder roda kemudian mengganti seal silinder roda sesuai prosedur kerja
Menyetel tinggi pedal sesuai prosedur kerja
Menyetel free play pedal
e. Penggunaan Alat
Jack Stand
Dongkrak
Kunci Roda
Kunci Ring 12, 14, dan 17
Palu
Obeng Minus
Jangka Sorong
Mikrometer
Dial Gauge
Tromol Gauge
Baut 12
Tang Lancip
Tang Potong
Brake Expander
Air gun
Kunci Napel 12
Part Tray
Obeng Ketok
Amplas
Greas
Anti Karat
f. Keselamatan Kerja
Menggunakan alat sesuai fungsi dan kapasitasnya
Hati-hati pada waktu bekerja jangan sampai merusak komponen - komponen.
Bekerja sesuai SOP
Membersihkan dan meletakkan komponen pada tempat yang aman
2 . Prosedur pembongkaran system rem
a. Membongkar Master Silinder
Langkah - langkah:
Mengeluarkan minyak rem menggunakan penyedot
Perhatian :
Jangan membiarkan minyak rem terkena permukaan cat. Apabila terkena maka membasuh segera dengan air.
Melepas dua pipa rem dari master silinder menggunakan SST . (Gbr.3.2.1.)
Melepas master silinder dengan cara melepas dua atau empat mur, melepas dua bracket,dan melepas master silinder dan gasket dari boster rem.(Gbr.3.2.2.)
Menjepit Master silinder pada ragum.
Melepas tangki cadangan dan selang
Melepas tutup, pelampung, dan saringan, baut dan selang. (Gbr.3.2.3.)
Melepas snap ring dan elbow
Menggunakan obeng kemudian menekan piston sepenuhnya dan melepas baut pembatas piston dan gasket. (Gbr.3.2.4.)
Menekan piston dengan obeng dan melepas snap ring dengan tang snap ring.(Gbr.3.2.5.)
Memasang kain lap pada dua balok kayu dan pelan - pelan memukulkan flens silinder diantara dua balok kayu sampai ujung piston menonjol.
Melepas piston dengan tangan dengan menariknya lurus.
Catatan: bila menarik piston miring ada kemungkinan merusak dinding silinder.
b. Membongkar Boster Rem.
Langkah – langkah:
Melepas kabel negative dari batere
Melepas master silinder rem
Melepas slang vakum dari boster rem
Melepas klip dan pen klevis dari pedal rem
Melepas boster rem. (Gbr.3.2.6.)
Melepas empat mur pengikat.
Melepas klevis dan mur pengunci.(Gbr.3.2.7.)
Memisahkan body depan dan belakang.(Gbr.3.2.8.)
Memberi tanda pada body depan dan belakang.
Memesang boster dengan SST
Perhatian: Hati - hati agar tidak mengencangkan dua mur SST terlalu kencang.
Memutar body depan searah jarum jam, sampai body depan dan belakang saling berpisah.
Mengendorkan mur atas kiri dan kanan dari SST dan memasang balok kayu diantara body depan dan plat atas.
Perhatian: Hati - hati agar balok kayu tidak menyinggung body belakang.
Mengencangkan dengan merata empat mur pengikat boster untuk memisahkan body depan dan belakang.
Melepas pegas diaphragm dan batang pendorong boster.
Melepas boot dari body belakang.
Melepas rakitan pegas diaphragm dari bodi belakang. (Gbr.3.2.9.)
Menggunakan SST, melepas perapat body dari belakang. (Gbr.3.2.10.)
Menjepit SST pada ragum.
Meletakkan rakitan diaphragm pada SST dan memutar untuk memisahkan body katup dan piston boster.
Melepas diaphragm dari piston boster. (Gbr.3.2.11.)
Menekan batang pendorong pedal ke dalam body katup dan melepas kunci pembatas.
Menarik batang pendorong pedal keluar dengan tiga elemen saringan. (Gbr.3.2.12.)
Melepas plat reaksi dari body katup.
Menggunakan obeng, mengungkit ring sirkular keluar, dan melepas perapat body. (Gbr.3.2.13.)
Melepas katup cek dan grommet.
c. Membongkar katup proportional
Menggunakan SST, melepas pipa rem dari body katup. (Gbr.3.2.14.)
Melepas dua baut pengikat, dan melepas shackle bracket. (Gbr.3.2.15.)
Melepas baut pengikat bracket katup dan melepas rakitan katup proportional.
Melepas tiga mur dan baut, dan melepas bracket katup. (Gbr.3.2.16.)
Melepas klip menggunakan tang dan melepas pegas dari katup. (Gbr.3.2.17.)
Melepas pen belah kemudian melepas mur, dan melepas penahan shackle bracket, dua bushing, dan kolar. (Gbr.3.2.18.)
Melepas mur dan baut, dan melepas shackle no. 1 dan no. 2 dan cincin plat dari rakitan pegas pengindera beban. (Gbr.3.2.19.)
Membongkar bushing, kolar, plat karet, karet pelindung katup pengimbang beban dan karet pelindung pegas pengimbang beban. (Gbr.3.2.20.)
d. Melepas slang dan pipa rem
Melepas klip.
Menggunakan kunci untuk menahan slang dan SST untuk menahan pipa. Melepas slang dan pipa rem. (Gbr.3.2.21.)
e. Membongkar rem depan.
Membongkar rem depan
Langkah – langkah:
Menempatkan kendaraan pada car lift.
Mengendorkan mur pengunci roda.
Mengangkat sedikit car lift sampai roda melayang lalu melepas roda.
Melepas kedua baut kaliper dari penyangga kaliper. (Gbr.3.2.22.)
Melepas kaliper dari penyangga kaliper.
Menggantungkan kaliper pada suspensi menggunakan kawat agar flexible hose tidak menjadi penyangga.
Melepas pad rem dari penyangga kaliper. (Gbr.3.2.23.)
Melepas kedua baut pengikat penyangga kaliper dan melepas penyangga kaliper dari steering knuckle menggunakan Kunci Pas 21.
Melepas kedua baut plat cakram menggunakan obeng ketok kemudian menarik plat cakram dari porosnya.
Melepas silinder.
Langkah – langkah:
Melepas klip.
Menggunakan kunci untuk menahan slang dan SST untuk menahan pipa, melepas pipa dan selang.
Melepas slang rem dari silinder rem dan menggunakan kaleng untuk menampung minyak rem. (Gbr.3.2.24.)
Melepas baut pengikat silinder dan meluncurkan silinder ke luar dari pen utama pada plat momen. (Gbr.3.2.25.)
Melepas shim anti cicit, dua pad crem, dua pegas anti berisik, dua plat penghantar pad, dan plat panahan pad.
Membongkar Silinder Rem
Langkah – langkah:
Melepas bushing peluncur dan karet pelindung (boot).
Melepas karet pelindung pen utama menggunakan pahat dari palu.
Melepas ring pengikat dari silinder rem menggunakan obeng. (Gbr.3.2.26.)
Menggunakan udara kompresor ,mengeluarkan piston dan karet pelindung dari silinder. (Gbr.3.2.27.)
Menggunakan karet pelindung dari piston.
Melepas perapat piston dari silinder. (Gbr.3.2.28.)
f. Membongkar rem belakang.
Langkah – langkah :
Menempatkan kendaraan pada car lift.
Mengendorkan mur pengunci roda.
Mengangkat sedikit car lift sampai roda melayang lalu melepas roda.
Melepas tromol apabila sulit menggunakan baut 12 untuk mengungkitnya sambil memukul tromol dengan palu. (Gbr.3.2.29.)
Memastikan bahwa tuas rem parkir dalam kondisi bebas sehingga kanvas ren tidak bergesekan dengan tormol (bebas) dan tromol mudah dilepas.
Melepas mur pada kabel rem belakang kemudian mengendorkan kabel rem parkir.
Melepas tuas penyetel dari adjusting lever sepatu rem.
Melepas adjusting lever dan memutar roda penyetel sesuai dengan arah anak panah.
Melepas pegas penahan bagian bawah dari sepatu rem.
Melepas pegas pengembali bagian atas dan sepatu rem menggunakan tang lancip atau tang potong.
Melepas pen penahan kanvas dari leading brake shoe dengan cara menekan penahan dengan tang lancip lalu memutar penahan sampai terlepas.
Melepas leading brake shoe kemudian melepas penyetel, strut, dan anchor spring dari trailing brake shoe. (Gbr.3.2.30.)
Melepas Trailing brake shoe dari backing plate setelah melepas penahan sepatu rem. (Gbr.3.2.31.)
Melepas trailing brake shoe dan kabel parker belakang.
Melepas parkir pivot lever dari leading brake shoe. (Gbr.3.2.32.)
3 . Pemeriksaan komponen rem.
Memeriksa pedal rem
Memeriksa Pedal Rem. (Gbr.3.3.1.)
Tinggi pedal dari lantai:
STD: 7.29 inc (185.2 mm)
Hasil Pemeriksaan : 182.3 mm
Kesimpulan : Perlu penyetelan
Langkah – langkah menyetel tinggi pedal:
Mengendorkan Switch lampu rem secukupnya.
Menyetel tinggi pedal dengan memutar batang pendorong pedal.
Mengembalikan switch lampu rem sampai body switch menyinggung pembatas pedal.
Setelah penyetelan tinggi pedal, memeriksa dan menyetel gerak bebas pedal.
Memeriksa gerak bebas pedal. (Gbr.3.3.2.)
Langkah – langkah:
Mematikan mesin dan menekan pedal rem beberapa kali, sampai tidak ada kevakuman di dalam boster rem.
Menekan pedal sampai pada hambatan awal terasa. Mengukur jarak seperti pada gambar.
STD : 0.16 - 0.31 inc (5 - 8 mm)
Hasil pemeriksaan : 3 mm
Kesimpulan : Perlu menyetel gerak bebas pedal
Langkah – langkah menyetel gerak bebas pedal :
Bila ada kesalahan, menyetel gerak bebas pedal dengan memutar batang pendorong pedal.
Menghidupkan mesin dan memastikan adanya gerak bebas pada pedal.
Setelah penyetelan gerak bebas pedal, memeriksa tinggi pedal.
Memeriksa jarak cadangan pedal rem. (Gbr.3.3.3.)
Dengan langkah, membebaskan rem parker sambil mesin dihidupkan kemudian menekan pedal rem dan mengukur jarak cadangan pedal seperti pada gambar.
Jarak cadangan pedal dari lantai pada penekanan 50 kg ( 110 lb, 490 N) adalah:
Limit : 1.02 inc (26 mm)
Hasil pengukuran : 27.5 mm
Kesimpulan : masuk standard
Bila ada kesalahan maka mencari gangguan pada system rem.
b. Pemeriksaan master silinder
Catatan: Sebelum dilakukan pemeriksaan, membersihkan komponen yang dibongkar dengan udara kompresor.
Memeriksa dinding silinder terhadap karat atau goresan.
Hasil pemeriksaan : Tidak terdapat goresan
Kesimpulan : Baik
Memeriksa silinder dari keausan atau rusak.
Bila terjadi keausan pada dinding silinder maka mengganti silinder.
Hasil pemeriksaan : Tidak terdapat keausan
Kesimpulan : Baik
c. Pemeriksaan boster rem
Memeriksa bekerjanya katup cek. (Gbr.3.3.4.)
Memeriksa udara dapat mengalir dari sisi boster ke sisi mesin
Memeriksa udara tidak dapat mengalir dari sisi mesin ke sisi noster
Bila ada kerusakan mengganti katup cek.
Hasil pemeriksaan : Baik
Kesimpulan : Baik
Memeriksa bekerjanya boster rem. (Gbr.3.3.5.)
Menekan pedal rem beberapa kali sata mesin mati dan memeriksa tidak terjadinya perubahan jarak cadangan.
Menekan pedal rem dan menghidupkan mesin. Bila tinggi pedal sedikit menurun, boster rem bekerja normal.
Catatan: bila ada kebocoran atau ada kekurangan kevakuman, memperbaiki sebelum melakukan tes.
Hasil Pemeriksaan : Boster rem bekerja normal
Kesimpulan : Baik
Memeriksa kekedapan udara. (Gbr.3.3.6.)
Menghidupkan mesin dan mematikan setelah satu atau dua menit. Kemudian menekan pedal rem perlahan – mlahan beberapa kali.
Bila pada injakan pertama terasa dalam dan sedikit demi sedikit naik pada injakan kedua dan ketiga, berarti kekedapan udara pada boster rem baik.
Menekan pedal rem sambil mesin hidup dan kemudian mematikan mesin sambil pedal rem tetap ditekan. Bila tidak ada perubahan tinggi pedal dalam 30 detik, berarti kekedapan udara pada boster rem baik.
Hasil pemeriksaan: Kekedapan udara pada boster rem tetap terjaga.
Kesimpulan : Baik.
d. Pemeriksaan katup proportional. (Gbr.3.3.7.)
Memeriksa permukaan singgung pen piston katup dan pegas pengindera beban terhadap keausan.
Limit keausan : 0.7 mm (0.028 inc)
Hasil Pemeriksaan : 0.25 mm
Kesimpulan : Baik
e. Pemeriksaan pipa dan slang rem
Memeriksa slang terhadap keretakan, kerusakan, dan kebengkokan.
STD : tidak terdapat retak, rusak, dan bengkok
Hasil pemeriksaan : masih baik
Kesimpulan : Baik
Memeriksa ulir terhadap kerusakan.
STD : tidak terdapat retak
Hasil pemeriksaan : masih baik
Kesimpulan : Baik
Memeriksa pipa terhadap keretakan, kerusakan, dan kebengkokan.
STD : tidak terdapat retak, rusak, dan bengkok
Hasil pemeriksaan : masih baik
Kesimpulan : Baik
Memeriksa ulir terhadap kerusakan. (Gbr.3.3.8.)
STD : tidak terdapat retak
Hasil pemeriksaan : masih baik
Kesimpulan : Baik
f. Pemeriksaan komponen rem cakram
Melepas pad spring.
Menghembuskan udara tekan ke dalam lubang baut di mana selang flexible terpasang, melakukan dengan hati-hati.
Peringatan :
Jangan menggunakan udara tekan yang terlalu besar dan jangan berada di posisi piston akan keluar.
Melepas seal piston menggunakan fuller atau obeng minus kecil dan jangan sampai merusak bagian silinder.
Mengganti seal piston setiap melakukan over haul rem dan mengganti juga komponen seperti, boot atau pad spring jika terjadi kerusakan.
Sebelum memasukan piston ke silinder memasang boot ke piston terlebih dahulu.
Memasang juga seal piston pada cylinder usahakan pemasannganya tepat.
Memasang boot ke dalam celah di dalam silinder
Memasang piston ke dalam cylinder kemudian menekan dengan tangan.
Untuk memastikan piston terpasang dengan baik, menarik piston kemudian menekan kembali.
Memasang slide guide pin apakah dapat bergerak dengan lembut.
Bila ada kelainan segera mengganti.
Memberi grease pada slide guide pin pada bagian permukaannya jika masih baik.
Mengukur tebal pad. (Gbr.3.3.9.)
Bila tebal pad di luar dari batas service maka menganti dengan pad yang baru.
Bila tebal pad masih di atas limit, maka hanya mengamplas kemudian disemprot menggunakan udara bertekanan.
Spesifikasi : 0.41 inc ( 10.5 mm )
Limit : 0.1 inc ( 2.5 mm )
Hasil Pengukuran : 1.0 mm
Kesimpulan : Harus diganti
Langkah – langkah mengganti pad rem :
Menahan bushing peluncur dan melepas baut.
Mengangkat silinder lalu memasukkan baut melalui lubang plat momen untuk menahan silinder. (Gbr.3.3.10.)
Melepas pad dan shim anti cicit.
Melepas pegas anti berisik, plat pengantar pad, dan plat penahan.
Memasang plat penahan pad, plat pengantar pad, dan pegas anti berisik pada plat momen. (Gbr.3.3.11.)
Memasang pad yang baru pada masing – masing pegas atau plat.
Memasang shim anti cicit pada bagian belakang dari pad luar.
Menurunkan silinder
Memasang dan mengencangkan baut pengikat silinder.
(Gbr.3.3.12.)
Mengukur tebal disc dan keadaan disc dari perubahan bentuk.
(Gbr.3.3.13.)
Jika disc bergaris dalam pada seluruh permukaannya maka mengganti disc.
STD : 1.02 inc (26 mm)
Limit : 0.94 inc (24mm)
Hasil pengukuran : 25.4 mm
Kesimpulan : masih baik
Apabila tebal disc kurang dari limit maka harus diganti.
Langkah – langkah mengganti piringan:
Melepas plat momen dari knuckle
Melepas hub poros.
Melepas piringan dari hub poros
Memasang piringan rotor baru dan mengencangkan dua baut .
Momen : 650 kg-cm ( 47 ft-lb, 64 N.m)
Memasang hub poros dan menyetel beban mula pada bantalan roda.
Memasang plat momen pada knuckle
Momen : 850 kg-cm ( 61 lb-ft , 83 N.m)
Memeriksa disc dari keolengan menggunakan dial test indicator.
(Gbr.3.3.14.)
Maksimum : 0.20 mm
Hasil Pengukuran : 0.15 mm
Kesimpulan : Masih baik
g. Memeriksa komponen rem belakang
Memeriksa ketebalan kanvas rem.(Gbr.3.3.15.)
STD : 0.17 inc (4.5 mm)
Limit : 0.04 inc (1.0 mm)
Hasil Pengukuran : 1.25 mm
Kesimpulan : Sebaiknya diganti
Bila ketebalan kanvas kurang dari nilai minimum atau terlihat adanya tanda – tanda keausan yang tidak merata maka mengganti sepatu rem.
Catatan :
Bila sepatu rem harus diganti maka sebaiknya mengganti seluruh sepatu rem belakang untuk menjamin kemampuan rem.
Langkah – langkah mengganti sepatu rem :
Melepas tromol apabila sulit menggunakan baut 12 untuk mengungkitnya sambil memukul tromol dengan palu.
Memastikan bahwa tuas rem parkir dalam kondisi bebas sehingga kanvas ren tidak bergesekan dengan tormol (bebas) dan tromol mudah dilepas.
Melepas mur pada kabel rem belakang kemudian mengendorkan kabel rem parkir
Melepas tuas penyetel dari adjusting lever sepatu rem.
Melepas adjusting lever dan memutar roda penyetel sesuai dengan arah anak panah.
Melepas pegas penahan bagian bawah dari sepatu rem.
Melepas pegas pengembali bagian atas dan sepatu rem menggunakan tang lancip atau tang potong.
Melepas pen penahan kanvas dari leading brake shoe dengan cara menekan penahan dengan tang lancip lalu memutar penahan sampai terlepas.
Melepas leading brake shoe kemudian melepas penyetel, strut, dan anchor spring dari trailing brake shoe.
Melepas Trailing brake shoe dari backing plate setelah melepas penahan sepatu rem.
Melepas trailing brake shoe dan kabel parkir belakang.
Melepas parkir pivot lever dari leading brake shoe.
Mengganti kanvas rem.
Mengukur diameter dalam tromol. (Gbr.3.3.16.)
Bila tromol rem tergores atau aus, tromol rem dapat dibubut sampai pada batas diameter maksimum.
STD : 10.00 inc (254.0 mm)
Maksimum : 10.05 inc (255.2 mm)
Hasil Pengukuran : 254.8 mm
Kesimpulan : Masih baik
Memeriksa persinggungan kanvas dengan tromol.(Gbr.3.3.17.)
Mengganti sepaut rem, atau membubut tromol rem bila perlu.
Memeriksa silinder roda terhadap karat atau kerusakan.
Hasil Pemeriksaan : Tidak diketemukan keausan
Kesimpulan : Baik
Memeriksa backing plat terhadap keausan atau kerusakan
Hasil Pemeriksaan : Tidak diketemukan keausan
Kesimpulan : Baik
Mengukur celah antara sepatu rem dan tuas. (Gbr.3.3.18.)
Menggunakan feller gauge
Bila celah di luar spesifikasi, mengganti shim dengan ukuran yang tepat.
Melepas piston master silinder roda, mengganti penutup debu dan kid piston jika terjadi kerusakan.
Membersihkan seluruh komponen master silinder roda menggunakan lap dan air kemudian melapisi dengan minyak rem.
Memeriksa pegas, penyetel, atau strut rem dari keausan.
4 . Pemasangan unit rem
Pemasangan master silinder
Langkah- langkah :
Mengoleskan gemuk Lithium Soap base glycol pada bagian karet yang ditunjukkan pada gambar. (Gbr.3.4.1.)
Memasukan dua pegas dan piston dengan lurus. (Gbr.3.4.2.)
Menekan piston dengan obeng dan memasang snap ring dengan tang snap ring.
Menggunakan obeng, menekan piston sepenuhnya dan memasaang baut pembatas piston dengan gasketnya. (Gbr.3.4.3.)
Momen pengencangan : 100 kg - cm (7 ft-lb,10 N.m)
Memasang tangki cadangan pada master silinder. Memasang baut dengan gasketnya dan mengencangkan.
Momen pengencangan : 250 kg - cm (18 ft-lb,25 N.m)
Memasang saringan, pelampung, dan tutup. (Gbr.3.4.4.)
Memasang snap ring dan elbow
Memasang slang tangki cadangan
Membersihkan alur pada bagian bawah permukaan pemasangan master silinder.
Memastikan tanda " UP " ( atas ) boot master silinder, benar posisinya. (Gbr.3.4.5.)
Menyetel panjang batang pendorong boster sebelum pemasangan master siilnder. (Gbr.3.4.6.)
Memasang master silinder, gasket, dan dua buah braket pada boster rem dengan empat atau dua mur. (Gbr.3.4.7.)
Menggunakan SST, memasang dua pipa rem pada master silinder.
Mengencangkan mur union. (Gbr.3.4.8.)
Momen Pengencangan : 155 kg - cm ( 11 ft-lb,15 N.m)
Mengisi tangki cadangan dengan minyak rem dan melakukan pembuangan udara pada system rem.
Memeriksa kebocoran minyak rem.
Memeriksa dan menyetel pedal rem.
b. Pemasangan boster rem
Merakit boster rem.
Langkah – langkah :
Mengoleskan gemuk silicon pada bagian yang ditunjukan berikut.
Memasang perapat body pada posisinya dan mengikat perapat body dengan ring sirkular. (Gbr.3.4.9.)
Memasang grommet dan katup cek
Memasang batang pendorong pedal pada body katup.
Menekan batang pendorong pedal ke dalam body katup dan memasang kunci pembatas. (Gbr.3.4.10.)
Menarik batang pendorong pedal untuk memastikan bahwa kunci pembatas bekerja.
Memasang plat reaksi pada body katup.
Memasang diaphragm pada piston boster.
Memasang body katup pada piston boster
Menjepit SST pada ragum. (Gbr.3.4.11.)
Meletakan rakitan diaphragm pada SST dan memutarkan untuk pemasangannya.
Menggunakan SST, memasang perapat body. (Gbr.3.4.12.)
Memasang rakitan diaphragm pada body belakang.
(Gbr.3.4.13.)
Memasang elemen serat, spons, dan boot pada body belakang.
Meletakkan pegas dan batang pendorong pedal pada body depan.
Menggunakan SST, menekan pegas diantara body depan dan belakang. (Gbr.3.4.14.)
Catatan: Hati – hati agar tidak mengencangkan dua mur SST terlalu kencang.
Merakit body depan dan belakang dengan memutar body depan berlawanan arah jaurm jam, sampai tandanya tepat.
Catatan: Bila body depan terlampau berat diputar, mengoleskan gemuk silicon pada bagian tepi diaphragm yang bersinggungan dengan body depan dan belakang.
Memasang mur pengunci dan klevis.
Memasang boster rem
Langkah- langkah :
Menyetel panjang batang pendorong boster dengan mengeset SST pada master silinder dengan gasket terpasang dan menurunkan pen sampai ujung sedikit menyentuh piston.
Gbr.3.4.15.)
Membalikkan atas bawah SST dan set pada boster.
Mengukur celah antara batang pendorong boster dengan kepala pen SST.
Celah : 0.00 mm (0 inc)
Menyetel panjang batang pendorong boster sampai batang pendorong sedikit menyentuh kepala pen.
Catatan : Sebelum menyetel celah, menekan batang pendorong pedal lebih dari sepuluh kali.
Memasang barter rem dengan empat mur pengikat.(Gbr.3.4.16.)
Momen pengencangan : 130 kg - cm (9 ft-lb,13 N.m)
Memasang pen klevis pada klevis dan pedal rem , serta memasang klip pada pen klevis.
Memasang pegas pengembali pedal.
Memasang slang vakum pada boster rem
Memasang master silinder.
Mengisi tangki cadangan dengan minyak rem dan melakukan pembuangan pada system.
Memeriksa kebocoran minyak rem.
Memeriksa dan menyetel pedal rem.
Melakukan tes kerja.
c. Pemasangan katup proportional
Merakit katup proportional
Merakit karet pelindung pengindera beban ,karet pelindung pegas pengindera beban, polar, plat karet, dan bushing pada pegas pengindera beban.
Catatan : Mengoleskan gemuk lithium soap base glycol pada semua permukaan gesek.
Jangan terbalik memasang pegas pengindera beban untuk sisi katup dan sisi shackle. (Gbr.3.4.17.)
Memasang shackle no. 1 dan no. 2 pada pegas pengindera beban melalui dua cincin plat. (Gbr.3.4.18.)
Momen Pengencangan : 185 kg - cm ( 13lb-ft,18 N.m)
Memasang rakitan pegas pengindera beban pada katup pengindera beban dengan klip. (Gbr.3.4.19.)
Memasang rakitan katup pada bracket dan mengencangkan baut dan mur dari karet pelindung pegas pengimbang beban melalui cincin plat. (Gbr.3.4.20.)
Momen Pengencangan : 185 kg - cm ( 13lb-ft,18 N.m)
Memasang plat pengikat pada rakitan katup dan mengencangkan sementara dua mur pengikat body katup.
Pemasangan katup proportional
Langkah – langkah :
Memasang rakitan katup proportional pada rangka menggunakan empat baut. (Gbr.3.4.21.)
Momen Pengencangan : 130 kg - cm (9 ft-lb,13 N.m)
Memasang shackle bracket pada urmah poros belakang dengan dua baut.
Momen Pengencangan : 195 kg - cm (14 lb-ft,19 N.m)
Memasang shackle no. 2 pada bracket.(Gbr.3.4.22)
Menyetel dimensi A dengan memutar shackle no. 2.
Panjang Semula : 78 mm (3.07 inc)
Mengencangkan mur pengunci
Momen Pengencangan : 260 kg - cm.(19lb-ft,25 N.m)
Memasang dua bushing dan kolar pada shackle pegas pengindera beban.
Memasang pegas pengindera beban pada bracket shackle dengan penahan dan mur.
Momen Pengencangan : 130 kg - cm (9 lb-ft,13 N.m)
Memasang pen belahnya.
Menggunakan SST, memasang pipa rem. (Gbr.3.4.23.)
Mengeset beban poros belakang.
Bila pegas pengindera beban di tarik ke bawah, memastikan bahwa piston katup bergerak dengan lembut.
Memposisikan body katup sedemikian sehingga piston katup sedikit menyentuh pegas pengindera beban. (Gbr.3.4.24.)
Mengencangkan mur pengikat body katup. (Gbr.3.4.25.)
Momen Pengencangan : 130 kg - cm (9 lb-ft,13 N.m)
Melakukan pembuangan udara system rem
Memeriksa kebocoran system rem.
Memeriksa dan menyetel tekanan minyak rem.
d . Pemasangan slang dan pipa rem
Memasang slang dan pipa dengan tangan.
Menggunakan kunci untuk menahan slang dan SST untuk menahan pipa ,mengembangkan persambungannya.
Momen Pengencangan : 155 kg - cm (11 lb-ft ,15 N.m)
Memasang flip slang yang baru. (Gbr.3.4.26.)
e . Pemasangan rem depan.
Merakit silinder rem
Langkah – langkah :
Mengoleskan gemuk lithium soap base glycol pada bagian -bagian karet pelindung pen utama, pen peluncur, dan karet peluncur, perapat piston dan piston, karet pelindung silinder. (Gbr.3.4.27.)
Memasang perapat piston dan piston ke dalam silinder.
(Gbr.3.4.28.)
Memasang karet pelindung silinder dan ring pengikat pada silinder. (Gbr.3.4.29.)
Menggunakan kunci socked 22 kemudian karet pelindung masuk pada silinder. (Gbr.3.4.30.)
Memasang karet pelindung dan bushing peluncur. (Gbr.3.4.31.)
2) Pemasangan silinder
Langkah – langkah :
Memasang plat penahan pad, dua plat penghantar pad, dua pegas anti berisik, dua pad rem, dan shim anti cicit.
(Gbr.3.4.32.)
Memasang silinder dan pen utama.
Memasang baut pengikat silinder.
Memasang slang rem pada silinder roda. (Gbr.3.4.33.)
Memasang slang dan pipa rem
Memasang klip selang baru. (Gbr.3.4.34.)
Mengisi tangki cadangan dengan minyak rem dan melakukan pembuangan udara system rem.
Memeriksa kebocoran minyak rem.
3) Pemasangan sistem rem depan.
Langkah – langkah :
Memasang piringan atau disc pada porosnya kemudian mengencangkan dua baut penguncinya memakai obeng ketok.
Momen Pengencangan : 1.0 - 1.5 kg-cm (7-11 lb-ft,10-15 N.m)
Memasang penyangga kaliper pada steering knuckle dan mengencangkan baut penguncinya menggunakan kunci pas 21.
(Gbr.3.4.35.)
Momen Pengencangan : 1.0-1.3 kg - cm(7.2-9.4 lb-ft,9.8-12.7 N.m)
Menekan piston menggunakan Brake Expander / SST ( OK 130430017 ).
Memasang pad pada kaliper.
Memasang kaliper pada penyangganya
Mengencangkan baut mounting kaliper. (Gbr.3.4.36.)
Momen Pengencangan : 2.5-3.6 kg - cm (18-26 lb-ft,24.5-35.3 N.m)
Memasang kembali roda dan mengencangkan baut pengikatnya.
Momen Pengencangan : 9.0-11.0 kg-cm(65-79 lb-ft,88-108 N.m)
f . Pemasangan rem belakang.
Langkah – langkah :
Memberikan greas pada delapan area persinggungan pada backing plate dan anchor. (Gbr.3.4.37.)
Memasang trailing brake shoe yang baru pada kabel rem parkir belakang.
Memasang trailing rake shoe pada backing plate dan memasang penguncinya.
Mengencangkan mur kabel rem parkir.
Memasang pegas anchor kemudian memasang penyetelnya.
Memasang leading shoe yang baru pada backing plate.
(Gbr.3.4.38.)
Memasang pegas pengembali bagian atas dan pegas pengembali bagian bawah pada sepatu rem.
Memutar penyetel sesuai dengan yang ditentukan anak panah.
(Gbr.3.4.39.)
Memasang pegas penyetel pada adjusting lever dan leading brake shoe.
Memasang pegas dan pin pengunci pada leading brake shoe
Menyetel celah sepatu rem.
Memasang tromol belakang
Memasang dua baut pengunci tromol belakang dengan obeng ketok.
Membliding system rem
Memasang kembali roda dan mengencangkan mur penguncinya.
Momen Pengencangan : 9.0-11.0 kg-cm(65-79 lb-ft,88-108 N.m)
5 . Penyetelan unit rem
Menyetel rem parker.(Gbr.3.5.1.)
Tuas penyetel atau adjusting lever Dipasang bersama tuas rem parkir (Parking Brake Lever) pada sepatu rem. Salah satu ujung tuas penyetel dihubungkan dengan sepatu rem melalui sebuah pegas dan ujung lainnya dihubungkan dengan sekrup penyetel yang bersatu dengan strut rem parkir (Parking brake shoe strut)
Cara kerja:
Bila rem parkir bekerja, maka tusa rem parkir tertarik ke kiri. Pada saat yang bersamaan, tuas penyetel berputar searah jarum jam mengelilingi pin di mana sepatu rem terkait, memutarkan mur penyetel.
Jika celah sepatu rem lebih besar dari standard
Bila tuas rem ditarik, maka tuas penyetel akan bergerak jauh melebihi jarak dari gigi berikut pada mur penyetel.
Bila tuas rem parkir dibebaskan maka tuas penyetel akan juga turun dan ini akan menyebabkan mur penyetel berputar dan menyetel celah sepatu rem.
Celah sepatu rem normal
Bila tuas rem parkir ditarik, maka tuas penyetel hanya akan bergerak sedikit dan tuas penyetel tidak dapat bergerak pada gigi berikutnya, celah sepatu rem tidak berubah.
Catatan : Tuas penyetel atau adjusting lever disusun sedemikian rupa untuk berhubungan dengan satu gigi sekrup penyetel (adjusting screw tooth). Dengan demikian, satu kali tuas rem bekerja hanya akan memajukan mur penyetel satu gigi saja, mengurangi celah sepatu kira-kira 0.03, sekalipun celah sepatu terlalu besar.
Menyetel tinggi pedal
Langkah – langkah menyetel tinggi pedal:
Mengendorkan Switch lampu rem secukupnya.
Menyetel tinggi pedal dengan memutar batang pendorong pedal.
Mengembalikan switc lampu rem sampai body switch menyinggung pembatas pedal.
Setelah penyetelan tinggi pedal, memeriksa dan menyetel gerak bebas pedal.
Menyetel gerak bebas pedal
Langkah – langkah menyetel gerak bebas pedal :
Bila ada kesalahan, menyetel gerak bebas pedal dengan memutar batang pendorong pedal.
Menghidupkan mesin dan memastikan adanya gerak bebas pada pedal.
Setelah penyetelan gerak bebas pedal ,memeriksa tinggi pedal.
6 . Membuang udara pada system rem
Mengisi minyak rem pada reservoir tank dan mengusahakan paling sedikit setengah cairan rem selama mengeluarkan udara. (Gbr.3.6.1.)
Melepas bleeder plug memasang slang dan menyiapkan botol minyak rem.
Menekan atau mengocok pedal rem beberapa kali kemudian mengendorkan bleeder plug menahan pedal rem. (Gbr.3.6.2.)
Ketika tekanan cairan dalam silinder hamper habis maka mengencangkan bleeder plug melakukan pengeluaran udara ini hingga udara hilang dari saluran rem tromol. (Gbr.3.6.3.)
Melakukan juga pengeluaran udara pada saluran rem piringan dengan langkah yang sama.
Sesudah pekerjaan mengeluarkan udara mengisi reservoir sampai tanda maksimum.
Memasang mur dan rodanya menurunkan kendaraan dan mengencangkan mur roda.
Melakukan penyetelan gerak bebas pada pedal rem 1 - 8 mm.
Melakukan pengetesan pada system rem
Memeriksa hand rem dengan menarik hand rem dengan kekuatan 20 - 25 kg dan menghitung gerakan gigi rachet.
STD : 6 - 8 klik
Hasil pemeriksaan : 8 klik
Kesimpulan : tak perlu distel
Jika tidak sesuai melakukan penyetelan.